PRAKTIKUM VII : SKORING DAN OVERLAY
1.
1. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banjir
merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di
Indonesia. Wilayah Kota Denpasar secara umum merupakan wilayah yang relatif
datar dengan kemiringan lereng 0-8% dan ketinggian tempat kurang dari 75 meter
di atas permukaan laut. Pada sebagian wilayah di Kota Denpasar memiliki jenis
tanah regosol dan sebagiannya lagi merupakan tanah aluvial. Penggunaan lahan di
Kota Denpasar sebagian besar merupakan penggunaan non pertanian seperti
perkantoran, perdagangan dan jasa, maupun permukiman baik berupa perumahan dari
kepadatan rendah sampai dengan kepadatan tinggi. Keadaan wilayah seperti inilah
yang mengakibatkan banjir di terjadi di daerah ini.
Sistem
Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu
sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial
atau berkoordinat geografi bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Sistem Informasi
Geografi dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut)
objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Disamping itu,
SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang
akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Aplikasi SIG yang
bebasis komputer di antara lain adalah ArcGIS, QuantumGIS, ArcView, ERDAS, dan lain-lain.
Skoring adalah nilai yang diberikan terhadap poligon peta untuk mempresentasikan tingkat kedekatan, keterkaitan, atau beratnya dampak tertentu pada suatu fenomena secara spasial. Penjumlahan skor dilakukan dengan Calculate untuk menjumlahkan skor dari berbagai peta. Setelah dilakukan proses skoring, maka langkah selanjutnya adalah melakukan overlay. Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem InformasiGeografis). Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta diatas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot.
2. METODOLOGI PRAKTIKUM
·
Input Data : Intersect Data Jalan
Provinsi Kota DPS Tahun 2013, Intersect Data Banjir Kota DPS, Intersect Data
Kantor Pemerintahan Kota DPS
·
Proses Data :
Skoring :
1) Menambah kolom baru (skor total) pada attribut table
2)
Bagian kolom expressi bisa diubah
menjadi abc Skor_Total
3)
Setelah itu ketikkan pada menu
samping expressi rumus skoring total yaitu S_B_(singkatan
parameter)+S_B_(singkatan parameter)+ dan seterusnya sampai ke-6 parameter.
4)
Hasilnya setiap kolom skor akan
terisi sesuai skornya secara otomatis.
5)
Tambahkan kolom baru (kelas)
disamping skor total
6)
Setelah ditambahkan, klik menu
toolbar select expression
7)
Selanjutnya pilih opsi Fields and
Value dan klik kanan dua kali pada opsi skor_total, setelah itu add tanda capaian angka pada opsi operators lalu
dilanjutkan dengan angka parameter skor sesuai dengan skor kelas potensi kerawanan banjir,
lalu klik select features.
8)
Setelah itu pada pada menu expresi
diubah menjadi kelas dan disamping menu expresi di tuliskan tingkatan kelas
sesuai skor total yang kita fokuskan contoh penulisannya itu ‘Rendah’. Dan
otomatis table nya pun akan terubah
9) Lakukan hal yang sama sesuai skor yang ditujukan untuk mengkelaskan setiap skor total yang ada.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pengertian Skoring dan
Overlay
Skoring merupakan proses pemberian bobot atau nilai
terhadap poligon-poligon peta yang mempresentasikan fenomena tertentu dalam
suatu rangkaian analisis spasial.
Sedangkan overlay adalah proses tumpang susun beberapa
peta tematik dalam rangkaian kegiatan pengambilan kesimpulan secara spasial.
Adapun syarat melakukan overlay yaitu tidak memiliki record atau poligon yang
ter-select, agar proses overlay meliputi seluruh record atau poligon dalam peta
tematik. Status select dicirikan dengan warna kuning pada poligon atau baris
record.
Untuk menghilangkan select pada record data tabular
atau poligon tematik :
1.
Peta tematik :
a. klik sekali nama theme yang akan
dibersihkan
b. pilih Theme dari menu utama
c. pilih Clear Selected Feature, atau pada
ikon
2.
Data tabular :
a. Buka data atribut yang dibersihkan
b. pilih Edit dari menu utama
c. pilih Select None, atau ikon
B.
Hasil Skoring dan
Overlay Peta Kawasan Kerawanan Banjir Kota Denpasar
C.
Pembahasan Peta
Kawasan Kerawanan Banjir Kota Denpasar
Dari
hasil peta dapat dilihat bahwa potensi banjir yang paling tinggi atau sangat
tinggi berada pada bagian selatan Denpasar Selatan yang pada peta ditandai
dengan wilayah berwarna coklat. Lalu pada Denpasar Selatan bagian utara
memiliki kerawanan banjir yang tinggi, dimana pada peta ditandai dengan warna pink
fanta. Sedangkan pada Denpasar Utara, Barat dan Timur, memiliki kerawanan
banjir yang rendah dengan ditandai oleh warna pink dan ada sedikit di bagian
utara Denpasar Utara yang memiliki kerawanan banjir yang sangat rendah dengan
ditandai oleh warna hitam. Adapun faktor yang menjadi penentu kelas tinggi
rendahnya tingkat kerawanan banjir dipengaruhi oleh 6 parameter, baik curah
hujan, kerapatan sungai, jenis tanah, kemiringan lereng, ketinggian tempat dan
penggunaan lahan.
Pada
tahap proses data dilakukan langkah analisis yang memerlukan beberapa masukan
data yang dijadikan sebagai komponen atau parameter penyebab terjadinya banjir
seperti parameter penggunaan lahan, curah hujan tahunan rata-rata, kemiringan
lereng, ketinggian tempat, jenis tanah dan kerapatan sungai. Semua data ini
selanjutnya disajikan dalam bentuk peta. Selanjutnya masing-masing parameter
banjir ini diberikan nilai bobot dan skor yang memiliki pengaruh paling besar
terhadap banjir. Adapun pemberian bobot dan skor pada masing-masing parameter
dapat disajikan dalam bentuk Tabel 3.1. Masing-masing parameter penyebab banjir
diberikan skor sesuai dengan peluang tertinggi penyebab banjir.
Setelah
dilakukan pembobotan dan pemberian skor pada masing – masing parameter penyebab
banjir, selanjutnya dilakukan tumpang susun atau overlay dari peta tersebut.
Tumpang susun atau overlay merupakan penggabungan antara dua data grafis atau
lebih untuk memperoleh data grafis yang baru, sebagai sumber informasi baru
yang memiliki satuan pemetaan dari gabungan data grafis tersebut. Sebelum
melakukan overlay, setiap data grafis yang akan digabungkan harus memiliki
sistem koordinat yang sama. Dalam penelitian ini menggunakan sistem koordinat
UTM supaya nantinya lebih mudah diketahui luasan masing-masing unit dalam
satuan meter (m). Cara tumpang susun atau overlay yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan perintah Intersect dalam ArcGIS.
Intersect merupakan proses penggabungan dua data atau lebih. Penggabungan data
ini akan menghasilkan sebuah data baru, dimana data yang dihasilkan memuat
polygon dari kedua data tersebut yang saling tumpang tindih dan semua atribut
dari kedua polygon tersebut akan termuat dalam polygon hasil.
Setelah
proses overlay selesai pada bagian data atribut ditambahkan kolom baru untuk
mengetahui total skor penentu potensi kerawanan banjir. Dimana untuk
mendapatkan nilai skor potensi banjir dihitung dengan menggunakan formula pada
Persamaan 1.
Output
yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa peta yang menggambarkan
tingkat kerawanan banjir yang terjadi di Kota Denpasar.
·
Daerah yang sangat
rendah banjir memiliki penggunaan lahan dengan kisaran skor 1 yaitu penggunaan
lahan masih terdapat hutan, rumput, semak, kebun / kebun campuran, sawah tadah
hujan, tegalan, ladang dengan pemukiman, bangunan untuk non pertanian yang
tidak terlalu banyak, dengan ketinggian tempatnya >20 MDPL kisaran skor 5
lebih tinggi dari daerah lain, kerapatan sungai dengan kisaran skor 3,
kemiringan lereng 3-8% serta curah hujan <1500 mm/tahun yang tidak terlalu
tinggi.
·
Daerah yang rendah
banjir ini memiliki penggunaan lahan dengan kisaran skor 2 yaitu masih terdapat
kebut, sawah tadah hujan tapi mulai ada penggunaan lahan non pertanian untuk
pembangunan, dengan ketinggian tempatnya >20MDPL kisaran 4 masih tinggi,
kerapatan sungai dengan kisaran skor 3, kemiringan lereng 3-8% dan curah hujan
1500-1800 mm/tahun tidak terlalu tinggi
·
Daerah yang sedang
banjir ini memiliki penggunaan lahan dengan kisaran skor 3 yaitu makin banyak
penggunaan lahan non pertanian untuk pemukiman dan pembangunan lainnya, dengan
ketinggian tempatnya 0-20MDPL kisaran skor 3, kerapatan sungai dan curah hujan 1800-2100
mm/tahun agak tinggi.
·
Daerah yang tinggi
banjir ini memiliki penggunaan lahan dengan kisaran skor 4 lebih banyak
pemukiman dan pembangunan seperti kantor dll, dengan ketinggian tempatnya
0-20MDPL kisaran skor 2, kerapatan sungai dan curah hujan 2100-2400 mm/tahun
tinggi
· Daerah yang sangat tinggi banjir ini memiliki penggunaan lahan skor 5 untuk non pertanian banyak bangunan bangunan pada daerah ini dengan ketinggian tempat 0-20mdpl kisaran skor 1, kerapatan sungai tidak terlalu serta curah hujan yang sangat tinggi >2400mm/tahun sangat tinggi.
4. KESIMPULAN
QGIS atau Quantum GIS merupakan salah satu software
atau perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mempermudah proses analisis
skoring dan overlay melalui fasilitas menu Union. Berdasarkan hasil overlay,
didapatkan 5 klasifikasi wilayah di Kota Denpasar, yaitu daerah banjir yang
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Wilayah tersebut
dibedakan oleh warna dalam peta, yaitu warna coklat sangat rendah, pink
rendah, ungu sedang, pink fanta tinggi, hitam sangat tinggi banjir
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)

Komentar
Posting Komentar